Minggu, 10 Juli 2011

The Spread of fauna on Earth’s Surface

Persebaran Fauna di Permukaan Bumi ( The Spread of fauna on Earth’s Surface )
Persebaran fauna di permukaan bumi berbeda dengan persebaran flora. Hal tersebut disebabkan karena sifat hewan lebih aktif. Misalnya apabila lingkungan tempat hidup dirasakan sudah tidak cocok, seringkali sekelompok hewan tertentu mengadakan migrasi secara massal ke tempat lain.
Secara umum, persebaran fauna dunia dikelompokkan menjadi beberapa kawasan sebagai berikut.
1) Region Paleartik ( Paleartic Region )
(a) Wilayah : Erapa, Rusia, Pantai Pasifik Barat, Jepang, dan Afrika Utara.
(b) Jenis faunanya : kelinci, tikus kelelawar, anjing, rusa kutub dan beruang.
2) Region Neartik ( Nearitic Region )
(a) Wilayah : Amerika Utara, Meksiko Tengah, dan Greenland.
(b) Jenis faunanya : kura –kura, ular berbisa, dan kalkun.
3) Region Neotropik ( Neotropical Region )
(a) Wilayah : Amerika Selatan, Amerika Tengah, Meksiko, dan Kepulauan Hindia Barat.
(b) Jenis faunanya ; ikan piranha, belut listrik, tapir lama (jenis unta)
4) Region Oriental ( Oriental Region)
(a) Wilayah : Indonesia, Malaysia, Indo Cina, dan India.
(b) Jenis faunanya : beruang, tapir, rusa, tikus pemakan serangga, dan banteng.
5) Region Australia ( Australian Region )
(a) Wilayah : Australia, Tasmania, dan Papua.
(b) Jenis faunanya : kanguru, cendrawasih, kasuari, kakaktua, dan merpati.
6) Region Selandia Baru( New Zealand Region
(a) Wilayah : Selandia Baru.
(b) Jenis faunanya : burung kiwi.
4. Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia ( The Spread of Flora and fauna Indonesia
a. Persebaran Flora di Indonesia ( The Spread of Flora In Indonesia )
Flora di wilayah kepulauan Indonesia penah dipengaruhi oleh keadaan iklim dan keadaan geologi.
Secara geologis, kepulauan Indonesia pernah bersatu dengan Benua Asia dan Australia, sehingga Indonesia berfungsi sebagai jembatan persebaran flora Asia maupun Australia.
Beberapa ciri khas flora di Indonesiaantara lain:
1) Umumnya vegetasinya selalu hijau;
2) Jumlah spesies pohon dan tumbuhan banyak;
3) Jenis tumbuhan endemik banyak.
Secara khusus, flora di Indonesia terbagi menjadi 3 yaitu : bagian barat termasuk region flora Asia, bagian timur termasuk region Australia sedangkan flora di Indonesia bagian tengah termasuk flora peralihan.
Menurut FAO, di Indonesia terdapat banyak jenis tumbuhan berbunga endemis, misalnya : Papua 12 marga (genus), Kalimantan 59 marga (genus), Sumatra 17 marga (genus), Jawa 10 marga (genus).
Secara astronomi, Indonesia terletak pada 6LU – 11LS dan 95BT – 141BT. Artinya Indonesia terletak di daerah iklim tropis (daerah tropis terdapat di antar 231/2 LU dan 231/2 LS). Ciri –ciri daerah tropis antara lain : temperatur cukup tinggi (26C-28C), curah hujan cukup banyak (700-7.000 mm/tahun) dan tanahnya subur yang disebabkan proses pelapukan batuan cukup cepat.
Bila dilihat secara geologis, Indonesia terletek pada pertemuan dua rangkaian pegunungan muda, yakni Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania, sehingga Indonesia memiliki banyak gunung berapi. Hal tersebut menyebabkan tanah menjadi subur.
Keadaan lingkungan abiotik yang sangat bervariasi membuat Indonesia kaya akan hewan dan tumbuhan. Di Indonesia terdapat10% spesies tanaman, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptilia dan amfibi, dan 17% dari spesies burung yang ada di dunia. Sejumlah spesies tersebut bersifat endemik, yaitu hanya terdapat di Indonesia an tidak ditemukan di tempat lain. Contohnya adalah sebagai berikut.
1) Burung Cendrawasih di Sulawesi.
2) Burung Maleo di Sulawesi.
3) Komodo di Pulau Komodo.
4) Anoa di Sulawesi.
5) Rafflesia arnoldi terdapat di Pulau Sumatera dan penyebarannya di sepanjang Bukit Barisan dari Nangroe Aceh Darussalam sampai Lapung.
6) Bunga bangkai (amorphophallus titanum) merupakan flora khas Indonesia yang terdapat di Pulau Sumatera.
Sedangkan tumbuhan yang bernilai ekonomi dan dapat dimanfaatkan di Indonesia antara lain sebagai berikut.
1) Durian (durio zibethinus), misalnya durian Petruk dari Randusari Jepara, durian Sitokong berasal dari Ragunan, durian Sunan berasal dari Boyolali, dan durian Simas berasal dari Bogor.
2) Kedondong (spondias ythererea), misalnya kedondong Karimunjawa berasal dari Karimunjawa.
3) Salak (zalacca edulis), misalnya salak Pondoh berasal dari Desa Soka Sleman dan salak Bejalen dari Ambarwa.
Indonesia mempunyai 2 di antara 5 bioma yang ada di dunia, yaitu bioma hutan hujan tropis dan bioma savana. Bioma hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman tumbuhan yang sangat tinggi adalah daerah Malesiana. Flora Malesiana meliputi tumbuhan yang terdapat di Sumatera, Kalimantan, Filipina Utara dan Kepulauan Indonesia lainnya.
Pada umumnya, hutan – hutan di indonesia didominasi oleh famili dipterocarpaceae (berbiji bersayap), di antaranya adalah meranti (shorea sp). Meranti terdapat di hutan Klimantan, Sumatera, Jawa, Sulawesi, Brunei, dan Malaysia. Meranti dimanfaatkan kayunya untuk bahan bangunan.
Tumbuhan khas Malesiana yang terkenal adalah rafflesia arnoldi. Tumbuhan ini merupakan parasit yang hidup melekat pada akar atau batang tumbuhan pemanjat tetrasigma.penyebaran rafflesia meliputi Sumatera (Nangroe Aceh Darussalam, Bengkulu), Malaysia, Kalimantan, dan Jawa.
Di daerah in juga terdapat 30 jenis palem, termasuk di antaranya salak liar atau zallaca sp. Namun saat ini salak telah terdistribusi ke seluruh pelosok Malesiana.
Di Papua ditemukan pohon buah khas yang disebut Matoa (pometia pinnata). Matoa ini rasanya hampir mirip durian dan rambutan. Buah Matoa berangkai seperti anggur berbentuk bulat kecil dan berkulit tipis.
Di Indonesia terdapat sekitar 4000 jenis pohon – pohonan, 1500 jenis tumbuhan paku – pakuan, dan 5000 jenis anggrek.
Menurut Van Steenis, di Indonesia terdapat 25.000 jenis tumbuh – tumbuhan berbunga (angiospermae), dan 1.750 jenis paku – pakuan (pteridophyta).
Indonesia yang terletak di kawasan khatulistiwa mempunyai kekayaan vegetasi yang mengagumkan sehingga sering disebut sebagai Zambrud Khatulistiwa. Penyebaran flora di Indonesia secara horizontal dapat dilihat pada Gambar 1/11.
Penyebaran flora di Indonesia secara horizontal adalah sebagai berikut.
1) Indonesia bagian barat, cirinya tipe hutannya heterogen, pohonnya berjenis – jenis, sehingga masih lebat dengan curah hujan tinggi, dan sering disebut hutan hujan tropis.
2) Indonesia bagian tengah, cirinya tipe hutannya homogen/sejenis hutan musim. Pada musim kemarau pepohonannyabanyak yang gugur dan curah hujn sedang. Contoh : hutan jati di Jawa Tengah.
3) Indonesia bagian timur, ciri iklimnya makin kering, curah hujan sedikit/rendah, sehingga dijumpai sabana dan stepa, tipe hutannya homogen.
b. Persebaran Fauna di Indonesia ( The Spread of Fauna di Indonesia )
Fauna di Indonesia mencerminkan posisinya di antara Benua Asia (Oriental) dan Benua Australia (Autralian)
Secara geologis, kepulauan Indonesia terbagi atas tiga wilayah, yaitu bagian barat yang menyatu dengan benua Asia disebut landas kontinen Sunda (Paparan Sunda), bagian tengah disebut wilayah peralihan, sedangkan bagian timur Indonesia menyatu dengan Benua Australia disebut landas kontinen Sahul atau paparan Sahul.
Di antara landas kontinen Sunda dengan wilayah peralihan terdapat batas fauna dan flora Asia yang disebut garis Wallace.
Sedangkan antara wilayah peralihan dengan landas kontinen Sahul terdapat batas fauna dan flora Australia yang di sebut garis Weber.
1) Garis Wallace adalah garis khayalyang membatasi jenis fauna dan flora Asiatis dengan jenis fauna dan flora peralihan.
2) Garis Weber adalah garis khayalyang membatasi fauna dan flora peralihan dengan jenis fauna dan flora Australis.
Wilayah Indonesia sebenarnya merupakan tempat pertemuan antara kawasan oriental yang kaya akan hewan mamalia, sehingga kawasan Australia yang miskin akan hewan mamalia, sehingga Alfred Russel Wallacea berhasil menarik garis pada peta sedemikian rupa, sehingga memisahkan kelompok kedua jenis wilayah fauna dan flora.
Kedua Landasan Kontinen ini terjadi pada akhir masa pleistosin. Pada masa itu, terjadi perubahan permukaan air laut di seluruh dunia, karena mencairnya lapisan es dan gletser. Permukaan laut naik kira – kira 150 meter. Akibatnya di Indonesia Barat, (paparan Sunda) tenggelam dan hanya bagian – bagian yang tinggi dari lipatan pegunungan yang tertinggal sebagai kepiulauan. Yang sekarang bisa dilihat adalah landas kontinen yang berbatasan dengan bagian Malaysia, Sumatera, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan dan Jawa Utara. Di bagian timur, (paparan Sahul) juga tenggelam.
Papua terpisah dari Australia dan terbentuklah Laut Arafuru. Daerah – daerah yang tinggi membentuk pulau- pulau seperti Kepulauan Aru dan daerah kepala burung Papua.
Penyebaran binatang tiap daerah di Indonesia tidak sama, ini berhubungan erat dengan zaman Fluvial. Karena Sunda Shelf dan Sahul Shelf masih merupakan daratan, sehingga binatang bebas berpindah.
Faktor – faktor yang mempengaruhi penyebaranbinatang :
1) Perbedaan jenis tumbuhan, ini erat hubungannya dengan jenis bnatang. Seperti binatang yang hidup di hutan rimba berbeda dengan yang hidup di padang rumput.
2) Perbedaan jenis permukaan bumi, contoh : binatang – binatang yang terbang dan yang hidup di air lebih lincah dan luas daya geraknya daripada yang hidup di daratan.
3) Pengaruh alam, contoh ; binatang menyusui di darat ditentukan oleh pengaruh alam, yaitu karena adanya rintangan dan hubungan dengan darat.
1) Wilayah Fauna Indonesia Barat ( Fauna Region of West part of Indonesia )
Wilayah fauna Indonesia Barat meliputi Pulau Sumatera, Pulau Bali, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan serta pulau – pulau kecil disekitarnya. Region fauna Indonesia Barat sering isebut Wilayah Fauna Tanah Sunda. Wilayah fauna Indonesia Tengah dengan Wilayah Paparan Sunda dibatasi oleh garis Wallace.
Berikut adalah jenis fauna wilayah Indonesia Barat.
(a) Mamalia, terdiri atas: gajah, badak bercula satu, rusa, banteng, kerbau, monyet, orang utan, macan, tikus, bajing, beruang, kijang, ajag, kekelawar, landak, babi hutan, kancil dan kukang.
(b) Reptil, terdiri atas : buaya, kura – kura, kadal, ular, tokek, biawak,bunglon, dan trenggiling.
(c) Burung terdiri atas : burubg hantu, elang, jalak, merak, kutilang, dan berbagai macam unggas.
(d) Berbagai macam serangga (insekta).
(e) Berbagai macam ikan air tawar dan pesut, yaitu sejenis lumba- lumba dari sungai Mahakam.
2) Wilayah Fauna Indonesia Tengah (Wilayah Wallace) ( Fauna Region in Central of Indonesia )
Wilayah fauna Indonesia Tengah sering disebut wilayah fauna Wallace (peralihan).region ini terdiri dari Pulau Sulawesi dan kepulauan sekitarnya, Kepulauan Maluku. Jenis fauna Wilayah Wallace, antara lain:
(a) Mamalia, terdiri atas : anoa, babi, rusa, ikan, duyung, kuskus, monyet hitam, beruang, tarsius, monyet, seba, kuda, sapi, dan banteng;
(b) Reptil, terdiri atas : biawak, komodo, kura – kura, buaya, ular, dan boa – boa;
(c) Amphibia, terdiri atas:katak pohon, katak terbang, dan katak air;
(d) Berbagai macam burung antara lain : burung dewata, maleo mandar, raja udang, burung pemakan lebah, rangkong, kakaktua, nuri, merpati, dan angsa.
3) Wilayah Fauna Indonesia Bagian Timur( fauna Region of East Part Of Indonesia )
Wilayah fauna Indonesia Timur atau wilayah fauna paparan Sahulmeliputi wilayah Papua (Irian Jaya) dan pulau – pulau yang ada di sekitarnya. Fauna Indonesia timur meliputijenis hewan berikut.
(a) Mamalia, terdiri atas : kanguru, walaby, beruang, nokdiak (landak Irian), oposum layang, pemanjat berkantung), kuskus, kanuru pohon, dan kekelawar.
(b) Reptilia, terdiri atas :buaya, biawak, ular, kadal, dan kura – kura.
(c) Amphibia, terdiri atas : katak pohon, katak terbang dan katak air.
(d) Burung, terdiri atas : nuri, raja udang, cendrawasih, kasuari, dan mandar.
(e) Berbagai jenis ikan.
(f) Berbagai macam serangga.
Wilayah fauna Indonesia bagian timur dengan wilayah fauna Kepulauan Wallace dibatasi oleh Garis Weber.
4) Para Peneliti Fauna di Indonesia ( Researcher Of Fauna di Indonesia)
Sejak permulaan abad ke-19 telah diketahui perbedaan binatang tipe Asiatis dan Australis, para peneliti yang meneliti binatang Indonesia antara lain sebagai berikut.
(a) Alfred Russel Wallacea
Ilmuwan dan ahli geologi berkebangsaan Inggris ini menyelidiki binatang Indonesia tahun 1854-1862. Kemudian dia menarik garis dari Selat Lombok, Selat Makasar, Laut Mindanau sampai ke Taiwan, yang disebut Garis Wallacea. Kemudian, garis ini diubah oleh Meril Deckerson, sedang bagian timur oleh Max Weber.
(b) Max Weber
Ia seorang ilmuwan berkebangsaan Jerman yang menyelidiki ikan air tawar di Indonesia antara tahun 1899-1900. Beliau membuktukan adanya jenis – jenis ikan karpe di bagian timur Sumatera dan bagian barat Kalimantan. Weber memperbaiki garis Wallacea di bagian timur, ditarik dari sebelah selatan Pulau Timor, Laut Arafuru, antara Papua dan Kepulauan Aru, antara Papua dan Pulau Seram, kemudian membelok ke timur.
(c) Zazarin and / dan Abendanon
Dua orang ilmuwan bersaudara bangsa Swiss yang menyelidiki jenis hewan di Sulawesi.
(d) Prof. Molengraf
Ilmuwan berkebangsaan Belanda inilah yang menemukan alur – alur sungai di masa lalu di dasar laut, yaitu sungai – sungai di Sumatera bagian timur dan Kalimantan bagian barat menjadi satu induk sungai. Itulah sebabnya ada kesamaan jebis air tawar yang pernah dikemukakan oleh Weber.
Pada permulaan abad ke-19 A.R. Wallacea malihat adanya perbedaan binatang tipe Asia dan Australia. Alfred Russel Wallacea juga mengetahui adanya perbedaan jenis binatang dari pulau – pulau yang berdekatan. Binatang tersebut berubah menjadi jenis binatang baru atau campuran. Wallacea dan Charles Darwin mengemukakan hal ini tahun1858 dan dikenal dengan teori evolusi.
5) Binatang Relik (Relicy)
Menurut Alfred Russel Wallacea dan Darwin, binatang lambat laun akan berubah menjadi baru atau campuran. Di samp[ping ada yang musnah sama sekali karena seleksi alam. Binatang yang kuat dan masih terus bertahan hidup disebut binatang Relik.
Beberapa binatang relik antara lain sebagai berikut.
(a) Ikan Scleropages: jenis ikan berkantung yang pertama hidup di dunia, terdapat di Sumatera, Bangka, Kalimantan, dan Papua.
(b) Ikan Heterobranchus tapei nopteru jenis ikan purba yang hanya terdapat di Kalimantan, Bangka, dan Afrika.
(c) Ikan Corateus: jenis ikan bernapas dengan paru – paru, hanya terdapat di Papua.
(d) Binatang Hantu: hidup sejak zaman tersier, anatomi tubunya mirip kera dan manusia terdapat di Sulawesi.
(e) Ori (Kukang) : sejenis binatang kera.
(f) Babi Rusa : sejenis babi dengan taring menembus bibir bagian atas terdapat di Sulawesi.
(g) Anoa : sejenis kerbau hutan terdapat di Sulawesi.
(h) Burung Kasuari : sejenis burung yang amat tinggi, tetapi tidak dapat terbang, terdapat di Papua dan Seram.
(i) Burung Megapodeus : tidak mengeram, tetapi telurnya di simpan di dalam pasir atau daun – daun yang busuk, kemudian menetas dengan sendirinya terdapat di wilayah Wallacea dan Kalimantan Utara.
(j) Kuskus : binatang seperti kera tetapi berkantung, terdapat di Sulawesi, Maluku, Timor, Sangihe dan Talaud.
(k) Komodo (varanus comodoensis : sejenis biawak raksasa, panjangnya sampai 4 m, terdapat di Pulau Komodo.
(l) Badak bercula satu : terdapat di Ujung Kulon.
Tugas : Pelajari peta Dunia dan peta Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar